Siang-siang gini, abis pulang kuliah, aku sudah dikejutkan dengan kehadiran satu ekor hewan kecil tepat di depan pintu kamar kosku. Aku sedikit, emh oke, sangat terkejut dengan kehadiran sesosok hewan kecil itu.
Cukup lama aku terdiam di depan kamar kosku, mengamati hewan kecil itu. Aku lihat dari ujung kepala sampai ujung kaki (kayak manusia aja), aku kemudian mengambil satu kesimpulan, bahwa hewan kecil yang tiba-tiba memberiku "surprise" siang-siang ini adalah anak kelelawar. Ada yang udah pernah lihat anak kelelawar? Well, mirip-mirip tikus gitu sih kulitnya. Tapi bedanya, ini 'tikus' gak bisa lari kesana-kemari dengan gesitnya, cuman tergeletak tak berdaya di lantai depan kamar kosku.
Aku bimbang, antara mencoba mengusirnya atau lapor ke orang kos. Tapi takutnya entar malah diketawain, segendut ini takut ama hewan kecil kayak gitu? Malu dong! --' Gimana ya, aku takut aja gitu. Gimana kalo ternyata dia bisa terbang terus mendarat di mukaku, mencakar-cakar wajah manisku (ehem)? Gak rela dong! Aku yakin kalian pasti juga gak rela kemanisan wajahku hilang begitu saja. Gak elit pula 'kan? Misal :
Temen : Eh, kok muka kamu lecet-lecet gitu? Abis ngapain?
Aku : Oh, kemarin abis dicakar ama anak kelelawar.
Temen : Oh .. Eh, anak kelelawar kayak gimana sih?
Aku : ....
Mungkin seperti itu nanti jika benar-benar kemanisan wajahku hilang dan tragedi 'cakar anak kelelawar' benar-benar terjadi.
Anyway, akhirnya aku memberanikan diri menyodok-nyodok itu hewan kecil pake sapu. Baru aku sodok bentar, udah bunyi "ciiit ciiit". Bumi gonjang-ganjing, aku kaget ! Aku terdiam seketika. Itu hewan kecil ikut-ikutan terdiam. Mmh, berarti hewan kecil ini gak bisa terbang.
Tapi, aku udah terlanjur basah, eh, terlanjur takut, jadinya aku dengan mengumpulkan segenap keberanianku yang masih tersisa, melangkah pelan-pelan melewati hewan kecil itu dan 'tadaaaaaa' aku udah berada di kamar kos. Aku intip dari pintu kamarku, itu hewan kecil masih nangkring di depan pintu kamar.
Ya Allah gusti, apa yang ada di pikiran hewan itu? Sekarang aku tahu kalau yang suka aneh-aneh bukan cuma anak kecil (manusia) tapi juga anak kelelawar. Tidakkah dia tahu kalau dia tetep nangkring di situ, resiko kecelakaan kerja akan semakin besar? Misal aku tidak tahu dia masih di situ, gimana kalo aku nginjek dia sampai mati? Kasian kan? Mmh, anak kelelawar itu benar-benar belum belajar arti sebuah kehidupan (lebay).
Untuk mencegah itu semua terjadi, aku menelpon 911. Eh, enggak ding. Aku sms mbak kosku yang ada di bawah. Aku ceritain ada hewan kecil kesasar di depan pintu kosku dan gak tahu arah pulang ke rumahnya. Mbak kosku pun membalas : oke dek, nanti aku sapu deh itu hewan.
Dan gak sampe memakan waktu lama, mbak kosku sudah membereskan hewan kecil itu. Hewan kecil itu ditelponin taksi, ditanya alamat rumahnya dimana, diantar deh ama pak supir taksi.
--'
Enggak ding, hewan kecil itu nasibnya berakhir di sebuah tempat sampah. Mungkin sekarang dia sudah telpon 911 ala kelelawar biar ditolong.
Aku sangat berterimakasih sekali kepada mbak kosku karna berkat jasa-jasanya siang ini, saya dapat tidur siang tanpa kepikiran seonggok hewan kecil yang nyasar di depan kamar.
Oya, masih penasaran ya gimana rupa anak kelelawar? Sayangnya, tadi aku gak sempet fotoin dia. Aku menjaga privasinya, aku gak mau emaknya besok pagi marah-marah ke dia gara-gara fotonya jadi headline koran Kelelawarpos. Tadi nyoba browsing gambar anak kelelawar, yang ada malah jadi pengen muntah. Tapi, kalo anak kelelawarnya kayak gini lucu kali ya?
Anyway, inilah secuil kisahku bersama anak kelelawar. Ikuti kisahku selanjutnya saat berpetualang bersama Nyambik ya?
Wassalam.
:*
Cukup lama aku terdiam di depan kamar kosku, mengamati hewan kecil itu. Aku lihat dari ujung kepala sampai ujung kaki (kayak manusia aja), aku kemudian mengambil satu kesimpulan, bahwa hewan kecil yang tiba-tiba memberiku "surprise" siang-siang ini adalah anak kelelawar. Ada yang udah pernah lihat anak kelelawar? Well, mirip-mirip tikus gitu sih kulitnya. Tapi bedanya, ini 'tikus' gak bisa lari kesana-kemari dengan gesitnya, cuman tergeletak tak berdaya di lantai depan kamar kosku.
Aku bimbang, antara mencoba mengusirnya atau lapor ke orang kos. Tapi takutnya entar malah diketawain, segendut ini takut ama hewan kecil kayak gitu? Malu dong! --' Gimana ya, aku takut aja gitu. Gimana kalo ternyata dia bisa terbang terus mendarat di mukaku, mencakar-cakar wajah manisku (ehem)? Gak rela dong! Aku yakin kalian pasti juga gak rela kemanisan wajahku hilang begitu saja. Gak elit pula 'kan? Misal :
Temen : Eh, kok muka kamu lecet-lecet gitu? Abis ngapain?
Aku : Oh, kemarin abis dicakar ama anak kelelawar.
Temen : Oh .. Eh, anak kelelawar kayak gimana sih?
Aku : ....
Mungkin seperti itu nanti jika benar-benar kemanisan wajahku hilang dan tragedi 'cakar anak kelelawar' benar-benar terjadi.
Anyway, akhirnya aku memberanikan diri menyodok-nyodok itu hewan kecil pake sapu. Baru aku sodok bentar, udah bunyi "ciiit ciiit". Bumi gonjang-ganjing, aku kaget ! Aku terdiam seketika. Itu hewan kecil ikut-ikutan terdiam. Mmh, berarti hewan kecil ini gak bisa terbang.
Tapi, aku udah terlanjur basah, eh, terlanjur takut, jadinya aku dengan mengumpulkan segenap keberanianku yang masih tersisa, melangkah pelan-pelan melewati hewan kecil itu dan 'tadaaaaaa' aku udah berada di kamar kos. Aku intip dari pintu kamarku, itu hewan kecil masih nangkring di depan pintu kamar.
Ya Allah gusti, apa yang ada di pikiran hewan itu? Sekarang aku tahu kalau yang suka aneh-aneh bukan cuma anak kecil (manusia) tapi juga anak kelelawar. Tidakkah dia tahu kalau dia tetep nangkring di situ, resiko kecelakaan kerja akan semakin besar? Misal aku tidak tahu dia masih di situ, gimana kalo aku nginjek dia sampai mati? Kasian kan? Mmh, anak kelelawar itu benar-benar belum belajar arti sebuah kehidupan (lebay).
Untuk mencegah itu semua terjadi, aku menelpon 911. Eh, enggak ding. Aku sms mbak kosku yang ada di bawah. Aku ceritain ada hewan kecil kesasar di depan pintu kosku dan gak tahu arah pulang ke rumahnya. Mbak kosku pun membalas : oke dek, nanti aku sapu deh itu hewan.
Dan gak sampe memakan waktu lama, mbak kosku sudah membereskan hewan kecil itu. Hewan kecil itu ditelponin taksi, ditanya alamat rumahnya dimana, diantar deh ama pak supir taksi.
--'
Enggak ding, hewan kecil itu nasibnya berakhir di sebuah tempat sampah. Mungkin sekarang dia sudah telpon 911 ala kelelawar biar ditolong.
Aku sangat berterimakasih sekali kepada mbak kosku karna berkat jasa-jasanya siang ini, saya dapat tidur siang tanpa kepikiran seonggok hewan kecil yang nyasar di depan kamar.
Oya, masih penasaran ya gimana rupa anak kelelawar? Sayangnya, tadi aku gak sempet fotoin dia. Aku menjaga privasinya, aku gak mau emaknya besok pagi marah-marah ke dia gara-gara fotonya jadi headline koran Kelelawarpos. Tadi nyoba browsing gambar anak kelelawar, yang ada malah jadi pengen muntah. Tapi, kalo anak kelelawarnya kayak gini lucu kali ya?
Anyway, inilah secuil kisahku bersama anak kelelawar. Ikuti kisahku selanjutnya saat berpetualang bersama Nyambik ya?
Wassalam.
:*
0 komentar:
Posting Komentar