Senin, 24 September 2012

Pertemuan ke-3 Kapita Selekta Teknik Industri

Pertemuan ke-3 KapSel pada 18 September 2012 membahas mengenai jenis research dan research process.

Menurut buku Business Research karya Jill Husey dan Roger Husey, jenis research ada 4:

1. Exploratory, descriptive, analytical or predictive research
2. Quantitative or qualitative research
3. Deductive or inductive research
4. Applied or basic research

Research proses terdiri dari:
1. Identify research topic
2. Define research problem
3. Determine how to conduct research
4. Collect research data
5. Analyze and interpret research data
6. Write dissertation/thesis

Selanjutnya, di dalam kelas, Pak Imam menjelaskan mengenai dealing with practical issues. Masih di buku yang sama, cara-cara yang dilakukan untuk dapat dealing with practical issues adalah:

1. Course requirements
2. Choosing an academic institution and a supervisor (yang sesuai dengan research interest)
3. Sources of funds
4. Negotiating access to companies
5. Ethics
6. Managing the research

Pak Imam menambahkan beberapa cara untuk dapat bekerja sama dengan supervisor/pembimbing Tugas Akhir kita:

1. Bertemu secara rutin
2. Membawa note atau catatan kecil bila bertemu pembimbing. Catat segala saran dan kritik dari pembimbing sehingga dapat dengan mudah melakukan revisi. Sebelum bertemu pun sebaiknya menulis apa saja yang akan dibicarakan dengan pembimbing.
3. Bawa apa saja untuk dibaca. Progress apapun. Misal, kita ingin mengajukan topik Tugas Akhir ke pembimbing. Sebaiknya tuangkan idemu itu ke dalam tulisan, meski hanya sekedar tulisan dan gambar yang masih belum rapi. Setidaknya nantinya pembimbingmu akan tahu dimana letak kesalahanmu dan seperti apa cara berpikirmu.

Untuk mahasiswa/i tingkat akhir, sebaiknya mulai dari sekarang menerapkan yang namanya personal timetable. Membuat daftar kegiatan apa saja yang harus dilakukan tiap harinya. Mengerjakan Tugas Akhir juga bukan berarti kita harus mengurung diri di kamar dan berhadapan dengan laptop sepanjang waktu. Keep your social life stay on. Namun yang harus digarisbawahi, kata Pak Imam, bukan di Social Media. Namun sesekali jalan keluar dengan teman atau keluarga (atau pacar :p). Yang terakhir, stay healthy. Saya setuju dengan saran Pak Imam yang terakhir ini. Simpel, tapi kalo gak diterapkan bakal menghambat pengerjaan Tugas Akhirmu.

Pak Imam memberikan beberapa quote (yang saya selalu suka), antara lain:
- Satu musuh terlalu banyak, seribu teman terlalu sedikit
- Keep pushing
- Stay fool and stay hungry (karena sekali kita merasa puas, kita tidak akan pernah belajar lagi)

Di akhir pertemuan, Pak Imam menampilkan video yang berjudul: PROSCATINATION. Jadi, Proscatination adalah suatu kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Jadi misalkan kamu mau menyelesaikan tugas, tapi karena kamarmu kotor, kamu membersihkan kamarmu dulu supaya belajarmu jadi nyaman. Namun setelah bersih-bersih, kamu jadi lapar, akhirnya kamu keluar buat beli makan. Namun karena kekenyangan, akhirnya kamu tidur dan tidak jadi mengerjakan tugas. Seperti itulah yang dinamakan proscatination.
Setuju banget. Saya hampir selalu mengalaminya. Buka laptop, bukannya langsung mengerjakan tugas, malah buka-buka file gak jelas. :(
Semoga ke depannya kebiasaan buruk ini berganti dan menjadi pribadi yang lebih produktif tiap detiknya. Amin :)

Pertemuan ke-2 Kapita Selekta Teknik Industri

Pertemuan ke-2 KapSel pada 11 September 2012 membahas lebih lanjut mengenai research. Dari diskusi kelas, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Research terbagi menjadi 2, yaitu: problem solving dan investigasi. Investigasi bertujuan untuk find out something new atau tambahan pengetahuan. Investigasi dilakukan secara sistematis dan multidicipline.

2. Tujuan dari research:
- Berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan
- Berkontribusi terhadap kehidupan nyata
3. Karakteristik
- Through (lengkap, dalam batasan ruang lingkup, tidak ada yang missing)
- Rigorous (kokoh, tidak terbantahkan)
- Coherent (berkaitan, tidak sembarangan/ngawur)
- Logis
- Sistematis (terencana supaya tahu kapan research akan berakhir) dan metodologis.
Research harus spesifik dan sistematis, dapat dilakukan dengan cara membuat tahapan-tahapan yang harus kita lakukan. Tiap tahapan memiliki Key Performance Indicator (KPI) sehingga kita dapat mengukur sejauh mana usaha yang telah kita lakukan. Misal, data yang kita kumpulkan harus sejumlah 100, namun nyatanya kita masih mendapatkan 90 data. Berarti, masih kurang 10 data yang harus kita kumpulkan.

Kamis, 13 September 2012

Sadgenic | Book Review



Sadgenic karya kak @rahneputri menambah daftar buku favorit saya. Saya jatuh cinta terhadap permainan kata kak @rahneputri sejak di halaman pertama buku ini. Tiap lembarnya terselip candu yang membuat saya enggan untuk berhenti.

Semua kisah cinta ada di buku ini.
Ada kisah cinta yang terpisahkan jarak.
Ada kisah cinta yang sehangat teh yang baru diseduh.
Ada kisah cinta yang sedingin ice cream yang terlalu lama membeku.
Ada kisah cinta yang mengurung diri.
Ada kisah cinta yang malu-malu.
Ada kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Itulah mengapa saya seakan terhipnotis saat mulai membaca buku ini. Hati saya hampir selalu berdegup kencang saat membacanya, membenarkan tiap kata kak @rahneputri.

Ada satu judul yang sangat saya suka. Bahkan, saya menulisnya di halaman awal scheduler book saya. Judulnya "Datang". Klise sih kenapa saya suka dengan judul yang ini. Karena saya memang sedang menunggu...menunggu untuk dipertemukan Tuhan di silang garis kehidupan dengan jodoh saya. :3

"Aku bukannya menunggu, aku hanya tahu dalam setiap detiknya selangkah kakimu menujuku." - Rahne Putri

 I give 5 from 5 stars for this book. Very very very recommended. :*

Generasi 3G (Gaul Galau Gombal) | Book Review


Awalnya saya mengira buku Generasi 3G (Gaul Galau Gombal) karya kakak @arievrahman ini merupakan salah satu novel yang mengisahkan anak remaja imut nan unyu seperti saya. Jadi, begitu saya tiba di toko buku, saya segera menelusuri satu per satu judul buku yang ada di rak bagian NOVEL. Hampir 15 menit berlalu dan saya masih belum menemukan buku Generasi 3G ini. Akhirnya, saya tanya ke embak-embak toko buku itu. Si embak-embak itu pun membantu mencarikannya di komputer toko buku tersebut (yang tidak saya gunakan dari awal -___-), dan akhirnya saya tahu kenapa saya gak nemuin buku Generasi 3G selama 15 menit tadi. Saya mencarinya di bagian NOVEL sedangkan buku itu asyik nongkrong di bagian HUMOR. Untung saya gak ngelanjutin nyari di bagian KEDOKTERAN.

Saya gak menyesal membeli buku Generasi 3G ini. Seriusan. Sudah lama sekali rasanya saya enggak membaca buku humor yang bener-bener lucu seperti buku Generasi 3G ini. Saya ulangi lagi. Buku Generasi 3G termasuk buku humor yang bener-bener lucu. Gak modal nama terkenal doang. Baca buku ini sendirian, saya ketawa. Baca buku ini bareng temen, ketawanya udah kayak bikin kayang.

Sesuai dengan judulnya, buku Generasi 3G ini memang bener-bener gaul, bikin galau, dan gombalnya gak nguatin. Yang lagi kekurangan bahan gombalan, bisa deh mengutip gombalan-gombalannya kakak @arievrahman ini.. Jokes-jokes yang ada juga cerdas. Jadi sebenernya, kalo kamu gak punya pengetahuan dari apa yang dibahas oleh @arievrahman ini, kamu gak bakalan ketawa. Saya mengagumi cara @arievrahman menyusun kata demi kata hingga membentuk suatu kalimat yang bikin kita berkata dalam hati, "Bener banget nih. Kenapa gak kepikiran kayak gini dari dulu ya?". Ini bukti kalo kakak penulis satu ini termasuk orang cerdas dan berpengetahuan luas.

So, I give 5 from 5 stars for this book! Very recommended. :3

Selasa, 11 September 2012

Alhamdulillah

I realized that I'm 21 years old. Time flies so fast, isn't it?


Rasanya masih seperti mimpi. Rasanya baru kemarin saya masih mengenakan seragam putih-abu, bersiap berangkat ke sekolah tiap Senin-Sabtu. Rasanya baru kemarin saya berjuang setengah mati untuk ujian masuk universitas. Rasanya baru kemarin saya menjalani SISTEM 2009 dengan teman-teman Argent25. Dan tiba-tiba, voila, saya sudah di tahun ke-4 kuliah.

Banyak pengalaman yang sudah saya alami. Up and down. Saya besyukur atas setiap kesempatan yang Allah berikan kepada saya untuk merasakan pengalaman-pengalaman yang membahagiakan, pula pengalaman-pengalaman yang kurang membahagiakan. Saya tak pernah menyesal atas cobaan yang Allah berikan karena justru cobaan-cobaan itulah yang menjadikan saya seperti sekarang ini, pribadi yang selalu belajar untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Menurut saya, manusia ibarat aktor/aktris tanpa script, hanya Allah yang tahu seperti apa isi script untuk tiap aktor dan aktrisnya. Yang kita lakukan, sebagai manusia, hanyalah menjalani apa yang ada dengan sebaik mungkin. Saya banyak belajar bagaimana menghadapi situasi yang sulit. Come on, Allah tidak akan pernah mungkin memberikan cobaan di luar batas kemampuan umat-Nya. Dan di setiap jalan yang kita ambil, pastilah Allah menyelipkan hikmah yang masih terbungkus rapi, menunggu kita untuk membukanya. 

Alhamdulillah. Alhamdulillah. Alhamdulillah.
Sudah tak terhitung lagi berapa kali saya mengucap syukur selama menulis ini. Egois bila saya masih terus menuntut terlalu banyak ke Allah tanpa menyadari sudah berapa banyak nikmat yang Allah berikan ke hidup saya. Semoga, saya tak pernah lelah mengucap syukur seperti Allah yang tak pernah lelah memberikan nikmatNya ke umatNya. Amin. ;)

Senin, 10 September 2012

PART II : Benarkah Tahap Mencari Data itu Sulit?

"Tahap mencari data adalah tahapan yang paling sulit dalam proses pengerjaan Tugas Akhir"


Saya setuju dengan pernyataan di atas. Namun, mahasiswa/i juga harus dapat dengan baik menterjemahkan permasalahan yang diangkat sebagai topik Tugas Akhir. Apabila problem dapat diterjemahkan dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data sesuai dengan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan problem tersebut. Jadi menurut saya, menterjemahkan permasalahan dan mencari data adalah dua tahapan awal yang menentukan proses akhir dari pengerjaan Tugas Akhir itu sendiri.

Ada 2 metode pengumpulan data, yaitu metode literature dan interview. Sedangkan data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang dapat digunakan sebagai perhitungan dalam penyelesaian Tugas Akhir, sedangkan data sekunder merupakan data yang telah ada dan tersusun secara sistematis serta merupakan hasil penelitian atau rangkuman dari dokumen-dokumen perusahaan.

Yang harus dilakukan dalam mengumpulkan data dengan metode literature adalah menentukan terlebih dahulu data yang dibutuhkan, kemudian dimana data tersebut dapat ditemukan, dan mengurus surat perijinan mengambil data bila diperlukan.

Mengumpulkan data dengan metode interview dibutuhkan kemampuan untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang baik dan dapat dimengerti oleh kalangan yang kita tuju. Kita tidak bisa menggunakan bahasa yang 'tinggi' ke orang-orang yang kurang beruntung. Kuisioner biasanya juga digunakan sebagai alat interview. Guna menghindari kesalahpahaman antara kita dan koresponden, maka kita sebaiknya mendampingi mereka saat mengisi kuisioner. Kita dapat membantu menjelaskan maksud dari pertanyaan kita apabila mereka tidak mengerti. 

Data yang dikumpulkan pun harus divalidasi terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut. Dan tidak semua jawaban yang kita kumpulkan valid. Terkadang, kita harus bekerja lebih dari sekali untuk mengumpulkan data yang valid. Lebih susah lagi bila data yang harus kita kumpulkan harus membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi, seperti mencatat waktu kedatangan, mencatat jumlah transaksi, atau mengukur ketinggian suatu daerah.

Saya dapat mengambil kesimpulan, bahwa memang benar adanya tahap pencarian data merupakan yang paling sulit. Namun, semuanya tergantung dari kesungguhan dari kita untuk mendapatkan data yang valid sehingga dapat diolah guna menjawab permasalahan yang dibahas di Tugas Akhir.

Pertemuan Pertama Kapita Selekta Teknik Industri

Pertemuan pertama pada mata kuliah Kapita Selekta Industri digunakan Bapak Imam Baihaqi untuk menjelaskan pada saya dan teman-teman mengenai skills yang dibutuhkan untuk melakukan research. Skills tersebut antara lain:

1. Critical.
Kemampuan berpikir kritis harus diimbangi dengan intensitas membaca. "Sesuatu di-publish untuk dikritisi," kata beliau. Salah satu cara melatih kemampuan berpikir kritis adalah dapat dimulai dengan membaca abstrak laporan-laporan research dan mampu menemukan keyword dari abstrak tersebut.


2. Organized.
Menyusun sebuah laporan research harus dilakukan secara terstruktur. Pertama, menemukan permasalahan yang akan dipecahkan dalam research tersebut. Kemudian mengumpulkan data yang akan dibutuhkan yang selanjutnya akan diolah. Dari pengolahan data tersebut, akan didapatkan suatu hasil yang harapannya dapat menjawab dari tujuan research itu sendiri.
 
3. Writing.
Writing mencakup hal-hal sebagai berikut:
- Ide
- Spelling
- Formatting
- Tanda Baca
Menulis research yang baik adalah mampu menuangkan ide secara tepat dalam bahasa yang mampu dipahami oleh semua orang yang membacanya. Hilangkan kebiasaan berbasa-basi saat menulis laporan agar laporan terlihat tebal. "Tebal tidak selalu baik. Yang penting isinya itu meaningful," kata beliau. Beliau menambahkan, dalam menulis laporan, struktur isi laporan tidak harus selalu sama dengan laporan-laporan research yang telah ada. Contoh laporan-laporan research yang ada bukan 'harga mati' bagi kita untuk menyusun laporan research.
      
4. Integrated.
Saat melakukan research, pasti ada satu mata kuliah yang dominan, yang ilmuna sebagian besar diterapkan dalam research tersebut. Namun, kita juga membutuhkan mata kuliah-mata kuliah yang lain sebagai penunjang. Contohnya, kita mau mengambil Tugas Akhir mengenai Ergonomi. Namun, ilmu Statistik Industri dibutuhkan pula untuk mengumpulkan dan mengolah data.
5. Interpersonal.
Kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan laporan (presentasi), mencari data.
 
6. IT 
IT terbagi menjadi 2, yaitu:
- Productivity (Ms. Office, Word, Power Point, Visio, dll)
- Research (Matlab, SPSS, Arena, dll)

Bapak Imam Baihaqi berharap dengan adanya Mata Kuliah Kapita Selekta Teknik Industri ini, kami selaku mahasiswa/i-nya dapat segera termotivasi untuk menyusun Tugas Akhir mulai sekarang, agar kelak tidak terburu-buru.

Di akhir kelas, Bapak Imam Baihaqi mengabsen kami dengan cara mengambil foto satu per satu dari kami yang ada di kelas. Tak lupa beliau mencatat email yang biasa kami gunakan. Menurut saya, itu merupakan salah satu cara yang cukup baik bagi dosen untuk mengenal mahasiswa dan mahasiswinya. :)

Sabtu, 08 September 2012

Aku Sakit Karenamu, Gigi

"Aw!"

Dengan cepat kutoleh sosok perempuan di sampingku, Gea.

"Kenapa?"

Gea menggeleng.

"Kegigit nih," jawabnya sambil memegangi bibirnya.

"Makanya, kalau makan itu dinikmati, gak usah buru-buru gitu deh," kataku.

Gea hanya tertawa.

"Sama kayak hidup, ya?"

Aku berhenti mengunyah.

"Apa yang sama kayak hidup?" tanyaku, tak mengerti.

"Makan. Katamu, makan harus dinikmati. Sama seperti hidup, yang juga harus dinikmati apapun kondisinya. Seneng, susah. Manis..... dan pahit."

Gea memberi penekanan pada kata terakhir yang terucap dari bibirnya, seraya matanya menerawang jauh ke langit sore.
Aku segera menangkap kemana arah perbincangan ini berbelok.

"Aku masih gak bisa ngelupain kejadian itu. Sekeras apapun aku berjuang, kepingan-kepingan memori itu terus menghantuiku, seakan ingatanku merupakan rumah ternyaman bagi mereka," ucapnya, kemudian menghela nafas. "Aku tersiksa," lanjutnya.

Aku masih ingat bagaimana mantan kekasihnya mengkhianatinya, membagi cintanya dengan perempuan hina itu. Setahun berlalu, dan Gea masih belum bisa melupakannya. Seakan jiwanya tertancap di masa itu, enggan untuk berjalan bersama raganya.

Kupandangi wajah sahabatku satu ini, masih ada sisa-sisa kesedihan di raut wajahnya. Menyembuhkan sisa-sisa itu merupakan bagian yang paling susah bukan?

"Kamu tahu? Andai sakit hatiku ini bisa kutukar-tambah menjadi sakit gigi. Aku cukup pergi ke dokter gigi untuk menyembuhkannya."

"Maka asumsikan sakitmu itu seperti sakit gigi," saranku.

"Aku sakit karenamu, gigi," ucap Gea pelan, kemudian tertawa, memecah hening. Aku hanya bisa tersenyum. Entah, dia menertawakan apa. Ucapannya karna saranku, atau dirinya sendiri yang tak kunjung menyembuhkan hatinya.

weheartit.com

Rabu, 05 September 2012

Tanpamu

Aku belajar darimu harga dari sebuah kepercayaan. Selalu kau katakan berulang-ulang padaku, "Jangan terlalu mudah memberikan kepercayaanmu ke orang lain."
Aku ingat bagaimana derasnya airmataku mengalir, kemudian berlari menghambur ke hangat pelukanmu. "Dia jahat kepadaku," ucapku saat itu. Kau mengusap lembut anak rambutku, menenangkanku. Lalu sebaris kalimat itu kau ucapkan padaku, tertanam hingga ke akar otak terkuatku hingga detik ini.

Aku belajar darimu untuk tidak bergantung kepada siapapun dan apapun. "Lakukan sendiri selama kau masih mampu." Apapun. Aku ingat bagaimana sakitnya kepalaku dan yang kau ucapkan hanyalah, "Buat tidur saja. Jangan sedikit-sedikit minum obat." Atau saat kita memesan dua mangkok berisi bakso dengan uap yang mengepul. "Jangan pakai saos, banyak pewarnanya. Tidak baik untuk kesehatan."
Kau mengajarkanku bagaimana untuk bertahan selama masih ada kekuatan untuk bertahan. Dan kau mengajarkanku bagaimana menjaga apa yang ada dari hal lain yang bisa merusak.

Aku belajar darimu untuk selalu memberikan 100% effort terhadap apa saja yang kukerjakan. "Untuk hasilnya? Serahkan saja pada Tuhan. Selama kau memberikan semua usahamu yang terbaik, Tuhan tidak akan pernah mengecewakanmu. Tuhan selalu memberikan jalan yang terbaik," ucapmu saat itu.

Aku belajar darimu untuk tidak pernah meninggalkan ibadah wajib dan sunnah. "Percuma berusaha tapi tidak pernah berdoa."

Aku belajar darimu bagaimana meraih kesuksesan dari titik terbawah. "Ayo bangkit. Tunjukkan kalau kamu mampu. Ini hanya sebuah batu kerikil."

...
.......

Dan aku belajar darimu bagaimana memanggilmu dengan sebutan, "Ayah".
Terima kasih atas segala nasihatmu selama ini, Yah.
Tanpamu, mungkin aku masih mudah memberikan kepercayaanku kepada orang lain.
Tanpamu, mungkin aku masih menjadi anak manja yang selalu bergantung ke siapapun dan apapun.
Tanpamu, mungkin aku menjadi anak pemalas yang pernah ada di dunia ini.
Tanpamu, mungkin aku tak pernah menghadap Tuhan minimal lima kali sehari, bersimpuh di atas sajadah, terlindungi mukenah.
Tanpamu, mungkin aku tak akan pernah mencoba.
Tanpamu, mungkin aku tak menjadi aku yang sekarang.

***

I'm five years old
It's getting cold
I've got my big coat on
I hear your laugh
And look up smiling at you
I run and run
Past the pumpkin patch
And the tractor rides
Look now -- the sky is gold
I hug your legs and fall asleep
On the way home

I don't know why all the trees change in the fall
I know you're not scared of anything at all
Don't know if Snow White's house is near or far away
But I know I had the best day
With you today

I'm thirteen now
And don't know how my friends
Could be so mean
I come home crying and you hold me tight and grab the keys
And we drive and drive
Until we've found a town
Far enough away
And we talk and window-shop
Until I've forgotten all their names

I don't know who I'm gonna talk to
Now at school
I know I'm laughing on the car ride home with you
Don't know how long it's gonna take to feel okay
But I know I had the best day
With you today

I have an excellent father
His strength is making me stronger
God smiles on my little brother
Inside and out
He's better than I am

I grew up in a pretty house
And I had space to run
And I had the best days with you

There is a video
I found from back when I was three
You set up a paint set in the kitchen
And you're talking to me

It's the age of princesses and pirate ships
And the seven dwarfs
Daddy's smart
And you're the prettiest lady in the whole wide world

Now I know why all the trees change in the fall
I know you were on my side
Even when I was wrong
And I love you for giving me your eyes
Staying back and watching me shine

And I didn't know if you knew
So I'm taking this chance to say
That I had the best day
With you today

 (Taylor Swift - The Best Day)

Minggu, 02 September 2012

Bayang

For all the things that you said
For all the lines that we played
For all the very best dates

...
***

Seolah ada lampu sorot yang sengaja menyinari tubuhmu agar aku dapat dengan mudah menemukanmu, di antara berbagai pemilik punggung yang sedang berkumpul di tempat ini. Aku menangkapmu di pupil mataku, pula dirimu. Entah siapa yang terlebih dulu melempar senyum, kini yang aku tahu kita sudah duduk berdampingan di sebuah bangku kecil, jauh dari hingar-bingar band dan penontonnya.

"Maafkan aku," katamu.

"Untuk apa? Menculikku dari keramaian?"

Kamu tertawa. Renyah, mengingatkanku pada gigitan pertama di chocolate chip cookies kesukaanku.

"Karena baru sekarang menemukanmu. Bagaimana bisa aku tak mengenalimu selama tiga tahun kita bersama di sekolah yang sama?"

Aku tersenyum.

"Mungkin aku-yang-dulu tak memenuhi kriteriamu," jawabku.

Kamu tersenyum.

"Kamu banyak berubah," katamu.

"Kata-katamu barusan seolah kamu sudah memperhatikanku sejak lama, mengamati tiap perubahanku. Padahal...," sengaja kugantungkan kalimatku seraya melirikmu nakal.

"Maka ijinkan aku memperbaiki kesalahanku di masa lalu. Ijinkan aku mengenalmu."

Aku hanya bisa mengangguk saat sorot matamu yang teduh menerjang masuk ke pupil mataku, menyetrum syarafku, melebur menjadi satu di nadiku.

***

"Apa yang membuatmu berubah?"

"Karena aku lelah menjadi bayangan. Aku iri pada lampu sorot yang selalu menjadi tumpuan puluhan bahkan lebih pasang mata."

"Well, kamu berhasil. Kini kamu mendapatkan sorot mataku."

Aku tertawa mendengar perkataanmu.

"Gombal."

"Aku serius."

Lagi. Kamu berikan sorot matamu, melenyapkan segala aksara yang kuhafal. Kusandarkan kepalaku di bahumu, tempat paling teduh, menurutku. Kamu satukan jemariku dengan jemarimu, lalu mencium lembut punggung tanganku. Sisa malam itu kita lalui tanpa aksara, memberi kesempatan dua hati untuk melepas rindu dalam diam.

***

Tak ada lagi sorot matamu untukku. Tak ada lagi tempat paling teduh untuk ku bersandar. Tak ada lagi belahan jiwa yang melengkapi jemariku. Tak ada lagi pasang hati yang saling melepas rindu.

Kamu pergi membawa serta sorot matamu, meninggalkanku dalam gelap. Kelam.
Kini yang tersisa hanya sorot mataku, yang tertuju padamu. Hidup berputar, sekali lagi. Aku kembali menjadi bayang dari sebuah sorotan.

***

...
How could you do this to me
 

The things we did to stay sane
The walks we had in the rain
The places we used to hang
How could you do this to me

Oh well
Look at me now I’m falling in pieces
I don’t know what to do now
I’m lost within this fire
Oh well
Look at me now I’m falling in pieces
I don’t know what to do now
I’m lost within this fire inside me

(The Triangle - How Could You)