Senin, 16 Januari 2012

Hai, Ksatria...ku?

Hai, Ksatria.

Well, sebenarnya dulu aku memanggilmu Ksatria Baja Hitam karena motor hitam milikmu itu. Tapi, aku tidak mau dikira penggemar fanatik Ksatria Baja Hitam yang mencoba mengirimi idolanya surat bila memakai nama itu. Tau kan, film anak kecil yang biasa tayang di hari Minggu itu? Tentu saja aku tidak mengidolakannya. Yang kuidolakan itu... kamu. Ksatria..ku?

Sudah lama ya tidak bertemu? Sekitar setahun? Seingatku, terakhir bertemu saat SMA kita dulu mengadakan bazar tahunan. Kamu datang bersama teman-temanmu. Aku melihatmu. Kau.. melihatku? Ah, entah. Aku tak tahu. Aku bukan siapa-siapa di hidupmu, mendapat spot saja aku tak bisa. Jadi mana mungkin kamu membuang waktumu hanya untuk mencari kehadiranku saat itu.

Meskipun kamu tak pernah menunjukkan keantusiasanmu denganku, anehnya aku tetap bertahan mengidolakanmu, sejak pertemuan pertama kita 7 tahun silam (jika aku tidak salah itung) saat aku masih duduk di bangku SMP. Kau pasti menganggapku sudah gila. Bagaimana bisa kita bertahan untuk mengidolakan seseorang selama itu?
....
.......
Oke, aku menyukaimu. Emh... apakah aneh jika aku bilang aku mencintaimu?
Ya, itu aneh sekali.
Fine! Baiklah, memang aneh jika aku berkata seperti itu. Tapi aku memang sulit mengontrol perasaanku padamu dan pada akhirnya memang itu yang kurasakan. Aku mencintaimu.

Aku terbiasa mencintaimu dalam diamku, dan alam bawah sadarku selalu menginginkanmu. Kau tahu, apa yang dulu kulakukan saat kita satu sekolah?
1. Mencari-cari sosokmu saat upacara Senin. Thank God aku selalu berhasil mengenalimu, tubuhmu yang sedikit berisi dan kulit hitam manismu itu.
2. Berjalan-jalan mengitari sekolah dengan rute yang sengaja kurancang melewati kelasmu, agar aku bisa melihat seperti apa tingkahmu bila berada di dalam kelas.
3. Menuju kantin yang sama jika istirahat tiba, hanya untuk mencuri-curi pandang ke arahmu di balik juice buah pesananku.
4. Mengirimimu sms-sms tidak penting, hingga hampir saja aku dimarahi kekasihmu.
..
Ya, sayangnya kau sudah punya kekasih.
Perasaanku masih terus bertahan, setidaknya sampai kau lulus SMA lebih dulu dariku. Aku mencoba mencari sisa-sisa bayangmu di sekolah, untuk mengobati rasa rinduku. Setahun berakhir, dan aku pun lulus. Aku menyusulmu, kuliah di tempat yang sama denganmu. Tapi sayangnya, saat aku berada di dekatmu lagi, kau memilih untuk pindah di tempat pendidikan lain. Jarak di antara kita makin terbentang lebar.

Saat itulah aku menyadari, mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Teman-temanku sok tahu dengan berkata:

"Aku yakin kalian berjodoh, tapi gak SMA ini, besok kalo udah lulus." 

Oh please, saat ini aku sudah duduk di semester 5, dan tak kunjung kulihat tanda-tanda kau akan menjadi jodohku. Karena sepertinya, kau sudah menemukan jodohmu, kekasih yang sama, yang dulu memarahiku karena menyukaimu. Kalian awet ya. Dan aku bahagia untukmu. Selalu.

Mungkin, hanya ini yang bisa kusampaikan. Perasaan itu mungkin masih ada, bersembunyi di sela-sela dinding hatiku. Mungkin dia takut untuk keluar, takut untuk terluka. Sudahlah, no offense ya, aku bahagia kok melihatmu dengan kekasihmu. Semoga berlanjut ke jenjang yang lebih serius ya. *wink*

Salam.
Perempuan yang pernah selalu menyerukan namamu selama 5 tahun.

2 komentar:

Philida Thea mengatakan...

aku pernah, pernah kayak gini.. :(
baca ini, seperti diajak nostalgia lagi...

btw salam kenal juga ya :)

Rachma I. Lestari mengatakan...

Jadi malu suratku dibaca :P
Salam kenal juga ^^
Makasi sudah mampir ;)

Posting Komentar