Ingat aku? Beberapa bulan yang lalu, kau diam-diam mengambil sepotong cintaku, kau tancapkan ke ujung panahmu dengan hati-hati, dan kau panahkan ke lelaki itu cepat-cepat, tanpa bersuara. Kau tahu apa yang setelah itu terjadi? Oh, tentu kau tidak tahu. Kau pergi begitu saja, beralih ke klien-klien cintamu yang lain. Mungkin alangkah baiknya kuberitahu padamu, Cupid, apa yang terjadi setelah itu di kehidupanku.
Setelah sepotong cintaku kau ambil, DIAM-DIAM, aku tak tahu lagi bagaimana caranya menghapus namanya dari hatiku. Menghapusnya dari otak, pekerjaan yang mudah. Hati? Kau tahu bukan, otak dan hati selalu bekerja berlawanan. Otak lupa, hati tidak. Otak tidak, hati lupa. Seperti itulah. Namanya menyesaki ruang hatiku. Thank God, aku bernapas tidak menggunakan hati. Jika iya, aku bisa mati. Sesak rasanya.
Aku mulai memperhatikan segala gerak-geriknya, dimanapun dan kapanpun dia ada di dekatku. Sedikit saja posisi tubuhnya berubah, lampu mataku menyorotnya. Dia bergerak beberapa langkah, lampu mataku menyorotnya. Dia berbicara dengan kawannya, lampu mataku menyorotnya. Dia tertawa, lampu mataku menyorotnya. Dan sekarang, lampu mataku tak pernah lepas dari siluetnya. Mungkin, aku bisa tahu berapa kali dia menghirup nafas dalam satu menit.
Tak bertemu dengannya, tak membuatku hilang akal. Aku masih bisa melihatnya dari layar laptopku. Facebook. Apalagi? Aku tahu apa yang dia lakukan sesekali saat dia usai meng-update status. Aku tahu apa yang baru dia lakukan beberapa hari yang lalu, saat dia meng-upload foto-foto kegiatan kemahasiswaannya. Dan aku juga tahu, dia sudah tak sendiri lagi. In relationship with xxx.
Sesak. Sesak hati. Tak mampu berkata apa-apa lagi. Ingin segera kucari kau, sampai ke belahan bumi manapun. Cupid, dimana letak tanggung jawabmu? Kau membuatku jatuh cinta pada lelaki orang! Dan kini, tiap detik, tiap menit, tiap apapun satuan waktu itu berjalan, namanya masih menyesaki hatiku. Sekali lagi, beruntung aku tak bernafas dengan hatiku. Aku bisa mati, Pid...
Kau tahu, Cupid. Kau berhasil memperdayaku. Kau membuatku jatuh cinta, lalu kau menghilang sebelum kau menyelesaikan tugas terakhirmu. Kau tahu apa? Membuatnya jatuh cinta padaku. Tugasmu membuat dua orang saling jatuh cinta, bukan satu orang. Ah, lebih baik kau pensiun dini saja, jika hasil pekerjaanmu seperti ini. Itu saranku untukmu. Satu hal terakhir, tolong kembalikan potongan cintaku. Aku ingin jatuh cinta lagi, pada orang yang tepat, tapi tentu saja aku tidak akan menggunakan jasamu lagi. Aku dengar, Tuhan lebih bijak melaksanakan tugasnya menjodohkan umatNya. Terima kasih.
Salam,
Pemilik sepotong cinta yang kau curi.
Salam,
Pemilik sepotong cinta yang kau curi.
pictures source: weheartit.com
6 komentar:
blognya Rachma rapih ya...
Terimakasih :)
ya ampuuuun.. i soooooo can relate to this! *tos*
ckck parah bgt ya si cupid, blm kelar tugasnya udah pergi.. gimana ini nasib hati kitaa..
*tos*
hhihi, emang tuh cupid gak berperasaan banget.
ada loh lagu judulnya Stupid Cupid.
Dengerin deh, lucu ;)
iyaa tau lagunya :D
semoga si cupid cepet menuntaskan tugasnya lah ya.. hihi..
Amiiin ;)
Posting Komentar