Keringat dingin mulai menyelimuti sekujur tubuhku. Berkali-kali kuusap kedua telapak tangan dan wajahku dengan handuk kecil yang kubawa. Gila, apakah aku benar-benar akan melakukan hal ini? Demi apa? Demi Moore? Kugelengkan kepalaku. Bukan waktunya untuk berpikiran bodoh. Bagaimanapun juga aku harus melakukan ini.
Mataku menjelajahi lantai dasar di Mall ini, bak seekor Elang yang tengah mengamati keadaan sekitar untuk memburu mangsanya. Sayangnya, sepertinya mangsa di kalimat barusan akan diperankan oleh diriku sendiri. Ya, aku akan menjadi mangsa yang empuk oleh mata-mata milik lautan manusia di sini, dan tawa-tawa mereka yang nantinya akan membahana bak parade ulang tahun ibu kota.
Oke, ini saatnya. Tak baik menunda pekerjaan terlalu lama. Aku akan menanggung apapun resikonya. Demi dia.
Roly Poly Roly Roly Poly
nan mireo naedo nan
dashi negero daga ga seo
Roly Poly Roly Roly Poly
naman bo il kkeoya
neo ege nareul boyeo jul kkeoya
Tubuhku bergerak membentuk deretan gerakan tari, mengikuti irama lagu yang keluar dari sound di sudut-sudut Mall ini. Senyumku mengembang, melupakan segala rasa malu yang sebelumnya membelenggu jiwaku. Demi dia. Ya, hanya demi dia.
***
"Bagaimana? Suka?" tanyaku pada gadis kecil berseragamkan putih-merah bercorak kotak-kotak yang duduk di pangkuanku.
Dia mengangguk kegirangan.
Aku tengah menunjukkan hasil video rekamanku menari di tengah lantai dasar sebuah Mall beberapa hari yang lalu. Aku tampak seperti perempuan yang kerasukan arwah penyanyi Korea. Bukan karena iseng aku melakukan hal gila seperti itu, tapi aku harus memenuhi permintaan gadis kecil ini. Gadis cantik yang menarik perhatianku sejak pertama ku berjumpa dengannya. Dia suka menonton video-video girlband/boyband asal Korea. Dan dengan polosnya memintaku hal gila itu, seolah hanya memintaku untuk membelikannya permen. Please, aku rela membelikan 1000 permen untuknya daripada menari seperti itu. Tapi, ya sudahlah. Toh aku sudah memenuhi permintaannya.
"Jadi? Sah dong? Boleh kakak minta itu sekarang?" tanyaku, lagi.
Aku mencondongkan tubuhku ke depan, dan *cups* dia mencium pipiku. Setelah itu, dia turun dari pangkuanku dan kembali ke dalam kelasnya karena jam istirahat telah usai.
Aku tersenyum bahagia. Akhirnya aku bisa menaklukkan gadis kecil itu. Anak dari calon suamiku.
6 komentar:
wohooooo mencari perhatian sang anak dlu ye :D
Iya :D
Seperti Ashanty pada Aurel :D #eh
baca FFku juga dong :p
ketauan abis nonton dahsyatnya award nih :P
okeh, segera meluncuuur
Anak kecilnya selucu Jiyeon ga? *out of topic* Rela deh dance Roly Poly juga XD
=)) Aku juga mau kalo secantik Jiyeon ><
Posting Komentar